10 Februari 2017

Taujih Qur'ani 15

TAUJIH ::: QUR'ANI
0015/TQ-UA/BK DKI
==============
 بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

JADILAH
PRAJURIT ALLAH
BUKAN PRAJURIT YANG LAIN

Oleh:
Ustadz Abdul Aziz Abdur Ra'uf, Lc
حفظه الله تعالى  
-------------------

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

"Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur."
(QS. Ali Imron : 144)

Ayat di atas diturunkan saat Perang Uhud sedang berkecamuk.

Ketika itu beredar informasi yang luas di kalangan para sahabat, bahwa Rasulullah ﷺ  telah terbunuh.

Salah satu pelajaran yang bisa diambil hikmahnya adalah ketika orang-orang beriman mengetahui pemimpin mereka telah wafat, maka mereka dilarang murtad, dan berpaling dari ajaran yang telah ditinggalkan oleh pemimpinnya. Karena loyalitas mukmin bukan kepada personal atau figur pribadi sang pemimpin tetapi kepada nilai-nilai yang diyakininya shohih, bersumber dari ajaran Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.

Didalam ayat ini Allah ﷻ juga menegaskan bahwa jika kemurtadan itu tetap terjadi, maka sungguh hal itu tidak akan pernah mengurangi kemuliaan Allah ﷻ .

Adapun bagi Mukmin yang tetap istiqomah tetap loyal maka Allah ﷻ akan memberi balasan kepada mereka sebagai orang-orang yang bersyukur kepadaNya.

Jadi salah satu sikap syukur seorang Mukmin kepada Allah ﷻ harus diwujudkan dalam bentuk tetap istiqomah di jalanNya bahkan ketika  kondisi yang sangat terjepit sedang menimpanya.

Dalam ayat 144 ini Allah ﷻ juga menjelaskan bagaimana seharusnya seorang Mukmin mengaplikasikan sikap Loyalitas yang benar dan tidak menyimpang  dari manhaj. Maka harus diperhatikan beberapa prinsip berikut :

Pertama :
----------
Loyalitas kepada  pemimpin harus  fokus pada isi ajarannya. Bukan kepada figur pribadinya.
Hal ini sangat penting dalam  menjaga istiqomah dalam dakwah, untuk terus menghasilkan energi yang besar  dalam mengemban amanah dengan berbagai macam tantangannya. Karena bersama Allah Al Qowiy (Maha Kuat ) akan menjadi sumber kekuatan.

Untuk dapat mengetahui atau mendeteksi kredebilitas seorang pemimpin, maka setiap Mukmin harus kembali mempelajari isi Al Qur'an dan As Sunnah agar memahami isinya, sehingga memiliki wawasan yang benar yang dengannya akan dapat membedakan  yang haq dan bathil.

Itulah yg dicontohkan kaum hawariyyin, pendukung setia Nabi Isa 'alaihissalam yang Allah ﷻ sebutkan dalam firmanNya :

(فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ)

"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri."
(QS. Al Imron : 52)


Mari kita perhatikan firman Allah ﷻ di atas, yakni saat Nabi Isa 'alaihissam bertanya,
'Siapakah penolong-penolongku dalam membela Allah?'

Maka dengan sigap kaum Hawariyyin menjawab :
'Kamilah penolong-penolong Allah.'

Mereka (kaum Hawariyyin itu) tidak menjawab: 'Kamilah penolong-penolongmu.'

Dari dialog (jawaban kaum hawariyyin) tersebut tergambar bahwa loyalitas yang benar adalah harus fokus ditujukan kepada sumber yang Haq yakni Allah ﷻ .

Namun demikan, bukan berarti kita meremehkan seorang pemimpin. Seorang Mukmim harus selalu mendukung dan memuliakan seorang pemimpin selama ia taat kepada Allah ﷻ  dan RasulNya.

Kedua :
--------
Seorang Mukmin harus terus berusaha menghiasi dirinya dengan Akhlaq Kharimah, sehingga ketika dia menjadi seorang pemimpin maka tidak timbul sifat sombong atau benih-benih penyakit hati yang berupa dorongan ambisi agar dirinya menjadi pusat perhatian yang berlebihan hingga membuat ummat terpikat pada pesona pribadinya, bukan kepada nilai-nila (syari'at) yang diajarkanya.

Akhlaq Karimah juga akan membatasi seseorang untuk melakukan penyelewengan amanah kepemimpinannya, ia sadar bahwa tugasnya adalah menuntun umat untuk tunduk kepada ajaran Allah ﷻ dengan menampilkan sosok yang berakhlaq mulia, sehingga dirinya layak untuk menjadi teladan saat mengajak orang lain untuk tunduk kepada Allah ﷻ.

Ketiga :
--------
Ayat 144 ini juga mengisyaratkan pembelajaran yang ingin diberikan oleh Allah ﷻ kepada para Sahabat, apa yang harus mereka lakukan saat tersebar berita Rasulullah ﷺ telah wafat.

Kecintaan para Sahabat yang sanga kuat terhadap Rasulullah ﷺ membuat mereka lupa bahwa Beliau sholallahu 'alaihi wassalam adalah juga seorang manusia biasa yang pasti akan mengalami kematian.

Sehingga pada saat Rasulullah ﷺ dipanggil Allah ﷻ , awalnya para Sahabat sulit menerima kenyataan bahwa Rasulullah ﷺ telah benar-benar wafat, termasuk 'Umar bin Khothob ,ra - namun akhirnya 'Umar disadarkan oleh Abu Bakar ra dengan membacakannya Ayat 144 surat Ali Imron ini.

Di sinilah pentingnya menghadirkan ayat dalam kaitan suatu peristiwa akan cepat memahamkan ayat Al Qur'an dengan efektif dan tepat.

Abu Bakar,ra saat itu juga menambahkan penjelasan yang intinya bahwa :

Barangsiapa yang menyembah Muhammad. Sekarang dia sudah wafat. Dan barang siapa yang menyembah  Allah, maka Allah itu Maha hidup dan tidak akan  mati.

Saat keadaan masih serba dirundung kesedihan itu,  Abu Bakar ra segera diangkat menjadi Khalifah, dan agenda pertamanya adalah memerangi orang-orang yang murtad karena meninggalnya Rasulullah ﷺ .

Keempat :
----------
Jika terjadi situasi guncangan  pada diri kita atau ummat, maka ayat Ali Imron 114 ini harus menjadi nasihat yang melekat di hati untuk  tetap teguh secara benar dalam bersikap loyal  hanya  kepada Allah ﷻ serta istiqomah dalam membela AgamaNya.

  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب


Published by :
______________________
BK DKI
==============
Jakarta,21 Nov 2016

Tidak ada komentar: