30 Agustus 2017

Taujih Qur'ani 22

TAUJIH ::: QUR'ANI
0022/TQ-UA/MQM
==============

 بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

JADIKAN AL-QUR'AN SELALU NOMOR SATU DALAM SEGALA HAL

Oleh:
Ustadz Abdul Aziz Abdur Ra'uf, Lc
حفظه الله تعالى 
---------------------

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya (dengan mengedepankan kepentingan pribadi ) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al Hujurat : 1)

Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz rohimahullah, dalam setiap penyelenggaraan rapat kenegaraan, selalu mendahulukan Al-Qur'an. Bahkan di tengah rapatnya beliau break sekian menit, tidak lain karena alasan untuk tilawah Al Qur'an.

Suatu ketika ada peserta rapat yang mempertanyakan mengapa porsi waktu Al-Qur'an melebihi waktu rapat ? Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz menjawab, 'karena aku tidak ingin dinilai oleh Allah sebagai manusia yang jauh dari Al Qur'an.' (QS. 25  ayat 30 )

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Kebiasaan dan tabiat Salafush Shalih ini juga menginspirasi Imam Hasan Al Banna pada gerakan dakwahnya dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai Panglima, motor penggerak seluruh agenda rapat pergerakannya sehingga hari-hari mereka dan rapat-rapat yang diadakan selalu dihiasi oleh Al Qur'an. مَاشَآءَاللّهُ

Dalam rapat atau pertemuan mereka biasa memberi porsi perhatian untuk Al-Qur'an lebih banyak daripada urusan yang lain. Sehingga satu sama lainnya saling menyimak dan memperdengarkan Al-Qur'an.

Allah ﷻ itu hanya menghendaki manusia itu menjadi hambaNya yang shalih, yang mushlih, yang da'i dan yang konsisten dalam menegakkan Al-Qur'an, dimuka bumi ini.

Adapun urusan bagaimana merancang SRATEGI mengalahkan lawan atau musuh adalah sudah dalam jaminan  Allah ﷻ . Jangan sampai kita menghabiskan sebagaian besar waktu hanya untuk masalah ini (mengatur strategi) - sementara menjauhkan diri dari Allah ﷻ, yakni dengan menjauh dari wahyuNya

Maka persiapkanlah diri kita semua agar menjadi hamba-hambaNya yang layak mendapat jaminan dari Allah ﷻ - bahwa DiriNya sendirilah yang akan menghadapi para pembuat makar terhadap AgamaNya (musuhNya).

Mari kita perhatikan firmanNya :

(وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا)

"Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, berilah mereka penangguhan sebentar."
(QS. Al-Muzzammil 11)

Jadi jangan sampai kita sibuk menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membahas atau diskusi tentang berbagai macam permasalahan, sementara  pelit (sedikit waktu) yang diluangkan untuk Al Qur'an. Bahkan Al Qur'an hanya kita batasi dengan hitungan menit saja.

Mari kita renungi juga ayat berikut ini :

(ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا * وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا * وَبَنِينَ شُهُودًا * وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا * ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ * كَلَّا ۖ إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا * سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا)

11.Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya,
12. dan Aku berikan baginya kekayaan yang melimpah,
13. dan anak-anak yang selalu bersamanya,
14. dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-luasnya.
15. Kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya.
16. Tidak bisa! Karena dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al Qur’an).
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
(QS. Al-Muddatstsir: 11 - 17)

Perhatikan ayat-ayat di atas betapa pun orang kafir itu memiliki berbagai macam daya dukung hidup yang sangat banyak dan canggih, namun tetap saja kelemahan mereka adalah menjadi orang-orang yang jauh dan membangkang terhadap ayat-ayat Allah ﷻ.

Sehingga Allah ﷻ siap mengeksekusi sendiri terhadap manusia semacam itu. Karena itu, kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menghindari kondisi tersebut.

Suatu pelajaran berharga serta teladan utama yang telah diberikan oleh Umar bin Abdul Aziz rohimahullah yang selalu mendudukkan Al Qur'an pada posisi yang mulia serta menjadikannya sebagai yang di nomor satu dalam setiap keadaan.


  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Published by :
____________________
MQM Membangun
Pribadi Q U R 'A N I
==============
Jakarta,20 Des 2016

05 Maret 2017

Taujih Qur'ani 21

TAUJIH ::: QUR'ANI
0021/TQ-UA/BK
==============

 بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

10 Hal yang Didambakan oleh Orang Kafir dari Kaum Muslimin

Oleh:
Ustadz Abdul Aziz Abdur Ra'uf, Lc
حفظه الله تعالى  

=============

Allah ﷻ berfirman :

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ ۖ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar".
(QS. Hujurat : 17)

Bersyukurlah kepada Allah ﷻ dengan syukur yang sedalam-dalamnya, karena Dia-lah yang telah memilih kita sebagai hambaNya yang beriman.

Wahai kaum Muslimin,

Ketahuilah, Al Qur'anul Kariim, menjelaskan bahwa sesungguhnya semua kondisi yang dimiliki (dialami) oleh orang beriman, kelak di akhirat akan menjadi dambaaan bagi orang-orang kafir.

Betapapun saat di dunia ini mereka (orang-orang kafir itu) menghina, mencela dan meremehkan orang-orang beriman maka jadikanlah penjelasan-penjelasan Allah ﷻ berikut ini semakin menambah keyakinan kita terhadap kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, karena sungguh di dalamnya mengandung keniscayaan dalam kebenarannya.

Sebagai mukjizat, Al Qur'an mengungkap informasi tentang masa yang akan datang dan itu pasti akan terjadi. Karena itu, betapa ruginya jika seorang Muslim tidak yakin akan kebenaran Islam yang sudah dianutnya dan juga tidak yakin terhadap Al Qur'an sebagai kitab suci yang harus menjadi pedoman hidupnya.

Mari kita renungkan 10 ayat di bawah ini, yang merupakan bukti bahwa Allah ﷻ benar-benar telah memberi penjelasan agar  kita tidak mengalami penyesalan yang sangat menyakitkan, sebagaimana penyesalan orang-orang kafir saat di akhirat kelak.


1. Bahwa kelak orang kafir benar-benar sangat ingin menjadi Muslim.

رُّبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ

"Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang muslim."
(QS. Al-Hijr: 2)


2.. Bahwa orang kafir sangat ingin beramal salih.

وَلَوْ تَرٰىٓ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal salih Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin."
(QS. As-Sajdah: 12)


3. Bahwa orang kafir ingin mempelajari Islam, agar selamat dari Api Neraka.

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحٰبِ السَّعِيرِ

"Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."
(QS. Al-Mulk: 10)


4. Bahwa orang kafir ingin menikmati Syurga, walaupun hanya airnya.

وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ النَّارِ أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ  ۚ  قَالُوٓا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِينَ

"Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,"
(QS. Al-A'raf: 50)


5. Bahwa orang kafir kelak sangat menyesal karena dahulu mereka tidak belajar Al Qur'an.

أَلَمْ تَكُنْ ءَايٰتِى تُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

"Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu selalu mendustakannya?"
(QS. Al-Mu'minun: 105).

Dan ...

قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَآلِّينَ

"Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat."
(QS. Al-Mu'minun: 106)


6. Bahwa orang kafir menyadari diri mereka sungguh sesat ketika di dunia.

وَمَاۤ اَضَلَّنَاۤ اِلَّا الْمُجْرِمُوْنَ

"Dan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa."
(QS. Asy-Syu'ara': 99)


7.Bahwa sesungguhnya orang kafir kelak sangat menginginkan agar diri mereka selamat dari api Neraka.

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ اَنَّ لَهُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا وَّمِثْلَهٗ مَعَهٗ لِيَـفْتَدُوْا بِهٖ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ ۚ  وَلَهُمْ عَذَابٌ اَ لِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang pedih."
(QS. Al-Ma'idah: 36)


8. Bahwa orang kafir kelak di akhirat ingin menjadi penentang setan.

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا رَبَّنَاۤ اَرِنَا الَّذَيْنِ اَضَلّٰنَا مِنَ الْجِنِّ  وَالْاِنْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ اَقْدَامِنَا لِيَكُوْنَا مِنَ الْاَسْفَلِيْنَ

"Dan orang-orang yang kafir berkata, "Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami agar kedua golongan itu menjadi yang paling bawah (hina).""
(QS. Fussilat: 29)


9. Bahwa orang kafir kelak sangat menyesali infaq harta yang telah dikeluarkan.

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ لِيَـصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ    ؕ  فَسَيُنْفِقُوْنَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُوْنَ    ؕ  وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اِلٰى جَهَـنَّمَ يُحْشَرُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam Neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan,"
(QS. Al-Anfal: 36)


10. Bahwa kelak orang kafir sangat menyesal mengapa dahulu mereka tidak mau bersahabat dengan orang2 Sholih.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul."
(QS. Al-Furqan: 27)

يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا

"Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),"
(QS. Al-Furqan: 28)

Shodaqollahul 'adziim.

Semoga dengan merenungkan firman-firman Allah ﷻ diatas, membuat diri kita bertambah yakin akan kebenaran Islam dan ajaran-ajaranNya.

Bertambah iman (keyakinan) dan taqwa (taat) adalah diantara ciri-ciri seorang Mukmin saat disampaikan kepadanya ayat-ayat Allah ﷻ yang mengangkat bukti-bukti kebenaranNya.

وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ


Published by :
_____________________
BK DKI
==================
Jakarta,6 Des 2016

Taujih Qur'ani 20

TAUJIH ::: QUR'ANI
0020/TQ-UA/MQM
==============

 بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Jangan Sampai Awam terhadap AL QUR'AN Sepanjang Hidup

Oleh:
Ustadz Abdul Aziz Abdur Ro'uf, Lc
حفظه الله تعالى
===============

Allah ﷻ berfirman :

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ

(وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَومي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا)

"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang diacuhkan."
(QS. Al Furqon : 30)

• Al Qur'an diturunkan kepada setiap orang beriman, agar menjadi menjadi kabar gembira dan rahmat bagi mereka.

(هُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ)

"Al Qur'an adalah petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman."
(Luqman ; 3)

Bagaimana mungkin seorang dapat merasakan efek rahmat dan rasa bahagia terhadap Al Qur'an yang merupakan karunia besar dari Allah ﷻ kepada hambaNya, jika ia tidak memiliki pengetahuan dan rasa kenal sedikitpun dengan Al Qur'an.

Allah ﷻ menyebut orang-orang yang awam terhadap Al Qur'an sebagai manusia yang "ummiyyun" istilah sekarangnya : "gaptek"
Jadi gaptek terhadap wahyu Allah ﷻ.

Kalau seseorang  gaptek teknologi saja sudah terkesan negatif (karena ia tentu tidak dapat mengakses informasi-informasi yang penting dan berguna. Maka bagaimana dengan mereka yang "gaptek" terhadap wahyu Allah ﷻ. Tentu ia terancam kerugian yang sangat besar bahkan di dunia dan di akhirat. Karena ia tidak memahami pokok-pokok hukum berupa perintah dan laranganNya yang memberi petunjuk baginya untuk menjalani roda kehidupan dunia dengan selamat dan bahagia, sedangkan di akhirat tentu akan mendapat azab karena semasa di dunia ia tidak mengindahkan hukum-hukum Allah yang terdapat di dalam Al Qur'an dikarenakan gapteknya terhadap Al Qur'an.

Allah ﷻ berfirman :

وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

"Dan di antara mereka ada yang ummiyyun tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga."
(QS. Al Baqoroh : 78)


Mengapa seseorang bisa mengalami keawaman terhadap Al Qur'an, padahal daya dukung untuk mempelajarinya sangat cukup. Dan kalau saja ia memiliki minat dan keinginan untuk mempelajari pun juga memiliki banyak peluang.

Bahkan ada sebagian orang sudah puas dan merasa sudah cukup jika dirinya hanya mengetahui bahwa Al Qur'an itu adalah Kitab Sucinya. Mereka juga mengetahui bahwa Al Qur'an merupakan pedoman hidup manusia, tetapi toh juga mereka tetap saja enggan (tidak punya minat) untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuannya terhadap kandungan Al Qur'an.

Lantas apa kiranya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi ?

Jawaban utamanya adalah karena minimnya atau tipisnya imannya kepada Allah ﷻ.

Kepada seseorang yang minim keimanannya terhadap DiriNya, maka Allah ﷻ  akan membuatnya kurang berminat dan tidak memiliki rasa penasaran terhadap Al Qur'an sehingga tidak tergerak dan tidak juga memiliki minat dan semangat untuk mempelajarinya. Bahkan ketika diingatkan agar ia mempelajari Al Qur'an, maka selalu memiliki jawaban klasik, yakni dengan berlindung dibalik alasan tidak ada waktu. Akhirnya sepanjang hayatnya, ia menjadi awam terhadap Al Qur'an.

Wahai kaum Muslimin ...
Ketahuilah bahwa sesungguhnya jika kita mengaku mencintai Allah ﷻ maka secara otomatis harusnya kita memiliki rasa cinta terhadap KalamNya, Al Qur'anul Kariim.

Begitu juga sebaliknya, jika kita telah membuktikan cinta kita terhadap KalamNya, maka insyaAllah dapat dipastikan bahwa kita telah memiliki rasa cinta Allah ﷻ .

Imam Al Banna rohimahullah, dalam kitabnya Majmu'atur Rosail mengungkapkan keprihatinannya terhadap keawaman umat terhadap Al Qur'an :

ما رأيت ضائعا اشبه بمحتفظ به ولا مهملا أشبه بمعني شأنه من القران الكريم في امتنا هذه

"Aku tidak melihat sesuatu yang hilang padahal ia semacam manuskrip yang harus  dipelihara. Begitu juga menjadi sesuatu yang diacuhkan pada hal ia sesuatu yang harus diperhatikan. Itulah Al Qur'an yang ada di tengah-tengah umat ini."

Saudaraku ...
Mari segera kita tanyakan pada diri kita masing-masing, seberapa besar dan seberapa luas keawaman kita terhadap Al Qur'an.

Beberapa di antara  pertanyakan yang dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh kita telah mengenal Al Qur'an serta memiliki kedekatan dengan Al Qur'an :

1. Berapa besar prosentase pemahaman kita terhadap setiap surat yang terdapat di dalam Al Qur'an?

2. Berapa ayat yang sudah bisa kita terjemahkan?

3. Berapa ayat yang sudah kita ketahui sabab nuzulnya (sebab turunnya)?
Dan tentu masih banyak indikator yang lain.

Silahkan gali sendiri hal-hal apa yang kira-kira bisa menjadi bahan kesimpulan bahwa ternyata pengetahuan kita tentang Al Qur'an demikian dan demikian.

Dari upaya evaluasi di atas InsyaAllah akan dapat kita simpulkan seberapa jauh cinta kita kepada kalamullah. Dan otomatis  kita juga bisa membaca, selama hidup kita ini,  sejauh mana rasa cinta kita kepada Allah ﷻ.

Suatu hal yang perlu kita fahami adalah:
Kesadaran diri atas keawaman kita terhadap Al Qur'an, dapat manjadi pintu gerbang (starting point) untuk memunculkan semangat baru dalam upaya menggali pemahaman terhadap Al Qur'an, sehingga insyaAllah kita tidak lagi termasuk orang yang awam terhadap Al Qur'an.

Adapun untuk mengikis habis keawaman ummat terhadap Al Qur'an, Imam Al Banna memberikan solusi sebagai berikut :

1. Intensif bersama Al Qur'an. Berinteraksilah dengan Al Qur'an dalam jumlah waktu sebanyak-banyaknya.

2. Perbanyaklah melakukan upaya pendekatan diri kepada Allah ﷻ  melalui Al Qur'an.

• Apakah dengan membacanya, mempelajarinya, merenungkan (mentadaburi) maknanya, mengamalkannya ataupun mendakwahkan serta membelanya saat ada yang tidak memuliakannya.

3. Jadikan Al Qur'an sebagai sumber ilmu dan hukum dalam semua sisi kehidupan kita.

• Apakah saat kita hendak melaksanakan ibadah mahdoh maupun yang ghoiru mahdoh, atau saat kita berbisnis, hubungan interaksi sosial kita, bahkan hingga dalam urusan politik dll. Pendek kata semua aspek kehidupan yang kita jalani dalam kehidupan ini haruslah kita landaskan Al Qur'an.

Hal di atas merupakan suatu konsekuensi logis ketika kita telah mengakui dan meyakininya bahwa Al Qur'an adalah kitab suci kita serta petunjuk hidup manusia, sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak menjadikan Al Qur'an sebagai dasar dan nilai-nilai seluruh aspek kehidupan kita.

Bahkan akan menjadi sangat naif jika kita mengangkat atau menjadikan hukum di luar Al Qur'an dalam  menetapkan keputusan terhadap suatu hal.


  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب


Republished by :
__________________
BK DKI
============